Jika sampeyan tanya siapa orang
yang paling kaya dan paling “kuat” di kampung ini, tentu semua orang pasti sepakat
Bang Jali lah orangnya. Bagaimana tidak, selain dikenal warga sebagai seorang pengusaha sukses, dia juga
dikenal karena sifat dermawannya kepada setiap orang. Namun bukan hanya
kekayaan dan kedermawanannya saja yang membuatnya terkenal, jumlah istri dan bagaimana
dia memperlakukan mereka pun banyak membuat orang berdecak kagum, dengan empat istri
yang dimiliki, tentu ndak sulit untuk membuat Bang Jali menjadi orang terkenal orang
di kampungnya.
Dari keempat istri yang ada,
istri keempat lah yang paling dicintai oleh Bang Jali, wajar saja karena memang
dia adalah istri yang paling muda, paling cantik dan paling menggoda diantara
mereka. Meskipun ndak sedikit uang yang ia keluarkan buat istrinya itu, namun sepertinya
hal itu bukan masalah besar baginya, No
problem kalo kata orang bule disana. Creambath,
manicure, pedicure, dan berbagai produk perawatan lainnya seakan menjadi
makanan sehari-hari yang ndak pernah terlewatkan, ndak hanya itu saja, Bang
Jali pun kerap menghadiahi istrinya itu dengan berbagai gaun dan perhiasan
mahal lainnya.
Serupa dengan istri keempat, istri
ketiga Bang Jali juga memiliki paras cantik nan rupawan. Saking bangganya
dengan kecantikan istrinya ini, Bang Jali pun ndak sungkan-sungkan mengenalkan
sang istri kepada setiap orang yang ia temui di acara yang ia hadiri. Namun
sebenarnya dalam hati ia agak khawatir juga, khawatir jika istri yang ia cintai
dan kagumi itu itu jatuh dipelukan laki-laki lain, laki-laki mana yang sanggup
menolak wanita secantik istri saya ini, gumamnya dalam hati.
Jika istri keempat dan ketiga memiliki paras cantik , maka lain lagi dengan istri keduanya, memang dia ndak secantik istri ketiga dan keempatnya, namun istri kedua ini orangnya sangat sabar dan sangat pengertian, dia mampu memberikan pertimbangan solusi dari setiap permasalahan yang Bang Jali hadapi, singkat kata, dia mampu menjadi istri sekaligus sebagai seorang konsultan bisnis pada saat yang sama.
Bagaimana dengan istri pertama? Istri
pertama Bang Jali sesungguhnya adalah tipe seorang istri yang sangat setia dan
penyayang kepada keluarganya, ia mampu merawat dan membesarkan anak-anaknya
dengan baik, mampu mengelola harta dan kekayaan yang dimiliki suaminya, ia juga
selalu setia mendampingi Bang Jali saat melalui masa-masa sulit dulu, namun
sayangnya, nampaknya Bang Jali kurang mencintai istri pertamanya itu, meskipun
sang istri ini begitu sayang kepadanya.
Pada suatu ketika Bang Jali jatuh
sakit dan merasa bahwa hidupnya hanya tinggal menunggu waktu, lantas dia pun
memanggil dan mengumpulkan keempat istrinya di kamarnya.
“Wahai para istriku, kehidupanku
selama ini sungguhlah bahagia bersama kalian, namun sepertinya kebahagianku
bersama kalian akan segera berakhir, waktuku kini sudah semakin dekat “ kata
Bang Jali pelan
“Kami juga sangat senang dan
bahagia bisa menjadi istri engkau, engkau ndak usah risau, kami akan selalu
setia menemani dan menunggumu di sini” jawab istri kedua disertai anggukan
istri-istri yang lain
“Namun saat aku meninggal, aku
akan kesepian dan sendiri. Aku ndak akan bisa ketemu dengan kalian lagi, maukah
kalian nanti menemaniku?” tanya Bang Jali kepada keempat istrinya. Mereka pun
tersontak kaget dan saling berpandangan saat mendengar perkataan suami mereka
itu.
“Wahai istriku, engkaulah yang
paling kucintai, aku berikan engkau perhiasan dan pakaian yang indah, sekarang
aku akan mati, maukah engkau menemaniku?” tanya Bang Jali kepada istri keempatnya.
Tiba-tiba suasana jadi hening, hanya suara detak jam di dinding saja yang
terdengar di ruangan itu.
“Aku memang mencintaimu suamiku,
namun jika harus menemanimu disana, tentu saja aku ndak akan mampu, aku lebih
memilih hidup disini saja” jawab istri keempatnya sambil berlalu pergi. Bang
Jali pun sangat kecewa dengan jawaban istri yang paling dia cinta itu. Ia telah memberikan apapun yang diminta untuk
membuat istrinya itu bahagia, namun nyatanya dia malah pergi ketika saat dia
membutuhkan bantuannya. Berharap agar istri yang lain mau menemaninya, Bang
Jali pun melanjutkan pertanyaannya kepada istrinya yang ketiga.
“Wahai istriku, aku pun
mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini hidupku akan segera berakhir, maukah
engkau menemaniku?” tanya Bang Jali kepada istri ketiganya
“Hidup sangat indah di sini,
tentu saja aku ndak mau, nanti aku akan menikah lagi” jawab sang istri ketiga. Sontak
Bang Jali kaget bukan kepalang, hatinya hancur saat mendengar jawaban istri
ketiganya itu, lantas ia pun bertanya kepada istri keduanya.
“Wahai istriku,engkau adalah
orang yang paling kupercaya, aku selalu minta pendapatmu setiap kali aku
mendapat masalah, dan kau pun membantuku sepenuh hati. Kini aku juga butuh
bantuanmu, kalau aku mati maukah engkau mendampingiku?” tanya Bang Jali penuh
harap kepada istri keduanya.
“Maafkan aku suamiku, kali ini
aku ndak bisa membantumu, aku hanya bisa mengantarmu sampai ke liang kubur, tapi
aku berjanji nanti aku akan membuatkan makam yang indah buat mu” jawab sang
istri
Begitu mendengar jawaban para istrinya yang
menolak untuk menemaninya itu, Bang Jali menjadi sangat sedih dan begitu putus
asa, lalu kemudian tiba-tiba terdengar suara.
“Aku akan tinggal bersamamu, aku
akan menemanimu kemanapun engkau akan pergi, Aku tak akan meninggalkanmu, aku
akan selalu setia kepadamu” kata sumber suara itu
Bang Jali pun menoleh dan mencari
dari mana sumber suara itu, ternyata ia mendapati istri pertamanya disana, ia
tampak begitu kurus dan lemah fisiknya. Sungguh ia menyesal kenapa selama ini
kurang menyanyangi dan memperhatikan istri pertamanya ini, padahal dialah yang
paling setia diantara keempat istri yang lainnya.
***
Sesungguhnya kita semua mempunyai
empat istri dalam hidup ini. Istri keempat adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan
untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah. Namun kita harus sadar bahwa
semua keindahan dan kegagahan itu akan hilang dalam batas waktu dan ruang, semakin
tua umur kita maka semakin berkurang pula keindahan dan kegagahan itu, dan akan
menjadi ndak bersisa saat kita menghadap kepada-Nya.
Istri ketiga kita adalah status sosial dan kekayaan yang kita miliki. Kita bisa membanggakan status
sosial dan kekayaan semasa hidup, namun setinggi dan sebanyak apapun pangkat
dan harta yang kita miliki, semuanya akan kita tinggalkan dalam sekejap saat
kita telah tiada. Harta kita akan kita wariskan, begitu juga pangkat dan
jabatan yang juga pasti akan berpindah kepada orang lain yang menggantikan
kita.
Istri kedua adalah keluarga dan teman kita. Seberapa pun
dekat hubungan kita dengan mereka, kita ndak akan bisa terus bersama mereka,
kita akan meninggalkan mereka saat kita tiada, hanya sampai liang kuburlah
mereka menemani kita.
Dan sesungguhnya isteri pertama
kita adalan jiwa dan amalan kita, hanya amal kita sajalah
yang mampu terus mendampingi kemanapun kita akan melangkah, hanya amal kebaikan
lah yang bisa memakmurkan hidup manusia di alam akhirat, semakin banyak yang
dilakukan di dunia, maka semakin banyak pula teman yang menemani dan menghibur
kita nanti disana.
Selagi kita masih mempunyai
kesempatan sebelum ajal menjemput kita, marilah kita perlakukan jiwa kita
dengan bijak, jangan pernah malu untuk beribadah dan berbuat amal serta
memberikan pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Sekecil apapun bantuan
dan pemberian kita tentu menjadi sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Lebih-lebih pada bulan suci Ramadhan seperti saat ini, dimana Allah membuka
lebar-lebar pintu rahmat dan pintu ampunan kepada kita semua.
“Dan tiadalah kehidupan dunia
ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Surat Al an’am ayat 32
*Sumber : seorang ustadz yang memberikan ceramah agama selepas shalat tarawih semalam

Wonderful story... Terimakasih, Mas Seagate
Kita perlu sering2 diingatkan...
ReplyDeleteYup benar Nay.. manusia kan memang tempatnya salah dan lupa, termasuk aku juga..
DeleteBagus banget ceritanya, 'n maknanya. Memang kita sering terlalu serius mikirin urusan duniawi. Pdhl smua urusan duniawi tak ada yg abadi. Cepat ato lambat semua akan hilang pd waktunya. Makasih ya udah diingatkan
ReplyDeleteeh btw pas baca judulnya, kirain mo mbahas mslh poligami.. hehehe..
Kalo cuman liat judulnya aja mungkin mbak Cova dah takut baca duluan, takut jadi korban poligami soalnya
tenang aja mbak..aku juga belum berani poligami kok 
Deletepostingan yg menjadi pengingat.saya kira ngebahas poligami ternyata lebih dari itu
..
ReplyDeleteKalo saya memang belum saatnya bahas poligami yang sesungguhnya
DeleteKalo si mas yang cerita, jadi asik ya bacanya! hihihi...
1608263703380375">ReplyDeleteMakasih sudah diingatkan kembali ya mas!
Kali ini ganti Bang Jali, biar ndak bosen ama Kang Bejo terus hehehe sama-sama ya mbak, makasih juga udah mampir
Deletesering dapat cerita ini di broadcast BBM nih mas sigit
ReplyDeletetapi ga pernah bosen bacanya..makasih
Wah aku ndak punya BBM, pantesan baru tau semalam ya
Deletehihi, kirain tentang poligami, setelah baca sampe tamat ternyata ini kisah yang menyentuh...
ReplyDeleteTernyata isinya beda dari apa yang diperkirakan ya hehehe
Delete"Tumben nih mas Sigit ngobrolin poligami. Apa Mas Sigit mau poligambreng ya?" pikirku, ketika baca sekilas judul di atas. Eee... tak tahunya, setelah aku baca tuntas, makjleebbbbbb....nusuk di hati. Nendang banget pesan ceritanya. Amazing!
ReplyDeleteHehehe sampe segitunya ya mas..makasih ya mas udah berkunjung
Deletekirain poligami benaran. sampai mau ancung jempol sama bang jali.
ReplyDeleteKalo perlu acung jempol kaki sekalian mas
Deletesangat luar biasa setelah di baca panjang lebar
ReplyDeleteini benar2 jleb.
981746808047777356">ReplyDeletetidak ada komentar panjang.
keren pembahasan nya
ReplyDeletekena banget ke hati
ReplyDeletemanusia tak pernah luput dari kesalahan dan penyesalan..
ReplyDelete